CirebonAktual - Tradisi Nadran Dicirebon sarat dengan nilai-nilai filosifi yang menarik untuk dimaknai, antara lain nilai solidaritas, estetis, kultural dan religius yang terungkap dalam ekpresi simbolis dari upacara-upacara dan doa-doa dalam acara tersebut. Nadran di Cirebon, Sarana Perekat Sosial Masyarakat Pesisir
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, usai menghadiri acara Nadran yang dilaksankan di Desa Astana Kecamatan Gunungjati, Sabtu (15/11). “Pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut dapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir ke taraf yang lebih maju dan lebih baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun solidaritas sosial budaya,” kata Dudung.
Menurut Dudung tentang Nadran di Cirebon, Nadran merupakan tradisi yang lahir dari masyarakat pesisir sangat berarti dalam memperkaya tujuan pembangunan nasional berbasis kelautan. Dalam konteks relasi sosial, tradisi Nadran dapat meningkatkan persaudaraan antar warga desa yang tinggal di wilayah pesisir. Nadran di Cirebon, Sarana Perekat Sosial Masyarakat Pesisir
“Mereka saling bahu-membahu untuk dapat menggelar acara Nadran, yang tadinya tidak kenal sekarang sudah menjadi bagian dari saudaranya.” Kata Dudung.
Selain itu, kata Dudung, tradisi Nadran merupakan bagian kegiatan tradisi budaya juga menjadi daya tarik pariwisata daerah Kabupaten Cirebon, khususnya pariwisata daerah pesisir.
“Coba saja lihat, masyarakat dari luar desa pesisir datang untuk menghadiri acara Nadran, meskipun tujuan mereka berbeda-beda, ada yang ingin melihat kemeriahan, ada juga yang bertujuan ke Makam Sunan Gunungjati dan masih banyak lagi,” kata Dudung.
Dudung berharap, dengan adanya tradisi Nadran dapat melestarikan tradisi tersebut sehingga dapat diteruskan oleh generasi selanjutnya yang mempunyai rasa memiliki tradisi tersebut sebagai kekayaan budaya daerah Kabupaten Cirebon.
“Generasi muda perlu diperkenalkan dengan tradisi budaya yang ada di Kabupaten Cirebon sehingga diharapkan mereka mempunyai rasa memiliki tradisi budaya daerahnya,” pungkas Dudung
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon, usai menghadiri acara Nadran yang dilaksankan di Desa Astana Kecamatan Gunungjati, Sabtu (15/11). “Pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut dapat ditransformasikan dalam membangun kehidupan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir ke taraf yang lebih maju dan lebih baik dari sisi pendidikan, ekonomi, maupun solidaritas sosial budaya,” kata Dudung.
Menurut Dudung tentang Nadran di Cirebon, Nadran merupakan tradisi yang lahir dari masyarakat pesisir sangat berarti dalam memperkaya tujuan pembangunan nasional berbasis kelautan. Dalam konteks relasi sosial, tradisi Nadran dapat meningkatkan persaudaraan antar warga desa yang tinggal di wilayah pesisir. Nadran di Cirebon, Sarana Perekat Sosial Masyarakat Pesisir
“Mereka saling bahu-membahu untuk dapat menggelar acara Nadran, yang tadinya tidak kenal sekarang sudah menjadi bagian dari saudaranya.” Kata Dudung.
Selain itu, kata Dudung, tradisi Nadran merupakan bagian kegiatan tradisi budaya juga menjadi daya tarik pariwisata daerah Kabupaten Cirebon, khususnya pariwisata daerah pesisir.
“Coba saja lihat, masyarakat dari luar desa pesisir datang untuk menghadiri acara Nadran, meskipun tujuan mereka berbeda-beda, ada yang ingin melihat kemeriahan, ada juga yang bertujuan ke Makam Sunan Gunungjati dan masih banyak lagi,” kata Dudung.
Dudung berharap, dengan adanya tradisi Nadran dapat melestarikan tradisi tersebut sehingga dapat diteruskan oleh generasi selanjutnya yang mempunyai rasa memiliki tradisi tersebut sebagai kekayaan budaya daerah Kabupaten Cirebon.
“Generasi muda perlu diperkenalkan dengan tradisi budaya yang ada di Kabupaten Cirebon sehingga diharapkan mereka mempunyai rasa memiliki tradisi budaya daerahnya,” pungkas Dudung
Emoticon